23 April 2014

Postingan Berdebu dan Refleksi Lainnya


Hi bloggy!

Aaakkkhh... Maaf untuk updatean yang sangat telat! Hari ini bener-bener gue niatkan untuk posting blog, dan tidak seperti hari-hari yang lain, hari ini akhirnya gue menuntaskan niat tersebut. Dan voila! Disinilah gue sekarang. Didepan monitor. Jam 2 siang. Nggak ada kerjaan. Kampus masih libur. Belum sarapan pula. Brrrr. Mungkin ada yang mau bawain? :)

Well.

Sampai hari ini gue masih menjalani hidup di Sydney. Banyak banget hal-hal yang udah gue lewatin, tentunya. I went through over good times and bad times. Semuanya udah gue telen. Gue sempet kerja di restoran fast food ternama, McDonald's, dan akhirnya gue re-sign karena ribut dengan managernya. Gue juga melewatkan bulan Ramadhan dan lebaran tanpa orang tua untuk pertama kalinya seumur hidup gue disini. Semuanya ternyata berjalan baik-baik saja.

Gue sempet pulang sekali ke Jakarta, selama 1 bulan, mulai dari bulan September hingga Oktober 2013 kemarin. Satu bulan yang sangat, sangat menyenangkan buat gue. Hampir setiap hari gue habiskan dengan keluarga, mengingat teman-teman gue sedang sibuk ujian tengah semester kala itu. And it was such a lovely moment. Walaupun, semuanya masih sama sih: sepi. Tidak ada yang berubah secara signifikan semenjak gue merantau ke Sydney, kecuali masakan nyokap gue yang makin enak.

Lalu tiba-tiba, pikiran random gue menuju ke suatu hal.

Lucu ya, bagaimana kita udah melewatkan banyak momen, dan kita evolving, tapi disaat kita lihat kebelakang, seperti tidak ada yang berubah.

Dan gue. Gue adalah salah satu dari sekian banyak orang yang takut dengan perubahan. Keluar dari comfort-zone laiknya hal paling menakutkan yang pernah ada. Gue, somehow suka dengan keadaan yang monoton-monoton saja. Monoton, tapi tidak medioker.

Gue benci adaptasi. Gue benci ketika harus memulai semuanya, terlebih, ketika gue sendirian. Gue sudah terlalu lama sendirian sampai gue mungkin sudah berteman baik dengan ego gue. Ketika elo harus beradaptasi, maka itu berarti elo yang harus berubah, bukan keadaannya. Dan mau tidak mau, proses adaptasi memaksa lo untuk berubah menjadi seseorang yang baru. Gue menentang ini.

Seperti ketakutan pada kali pertama gue memijakkan kaki gue di Kingsford Smith Airport, Sydney dan menyadari bahwa gue harus menghabiskan kurang lebih 4 tahun kedepan ditempat yang bahkan gue nggak tau. Pertanyaan itu kian menghantui:

Apa yang sebenarnya gue cari disini?

Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terkadang gue masih belum bisa mengerti.

Kenapa gue harus berada jauh dari orang tua disaat gue sedang beranjak dewasa dan disaat mereka yang makin menua?

Bukannya kita harusnya makin dekat?

Ini semua menjadi terlalu rumit.


Hidup manusia memang tidak jauh selalu berkaitan dengan perpindahan dan perubahan. Bahkan gue sudah paham betul bagaimana orang-orang disekeliling gue berubah, bukan ke arah yang lebih baik. Ada yang menjauh, bahkan ada yang berubah menjadi sosok yang gak gue kenal seperti dulu. And it's quite saddening.

Gue sendiri masih konsisten menjadi Reyza yang penyendiri. Gue masih jadi Reyza yang tidak punya banyak teman. Gue masih jadi Reyza yang ber-ego tinggi dan keras kepala. Gue masih jadi Reyza yang tempramental, dan mungkin, gue akan selalu seperti ini. Sejauh ini, gue masih percaya bahwa sifat adalah sesuatu yang adanya didalam, dan gue tidak punya banyak kuasa untuk merubahnya. Sementara, menentukan sikap adalah hal yang menurut gue wajar dan masih bisa dilakukan. Well, gue tidak mau mengeksploitasi diri gue secara masif hanya untuk membuat orang impressed ke gue. Gue adalah gue, terima atau tidak.

Whoa.. Kok postingan ini jadi kayak refleksi gue selama setahun kemarin sih?

Huahuahuahuahua. Maaf kalo jadinya kepanjangan dan cukup serius, ya. Ini cuma bagian dari cara gue untuk bikin lega diri sendiri sih. Yaitu menulis. *senyum senang*

Untuk penutup, gue cuma mau bilang sesuatu.

Seperti rollercoaster, orang-orang tidak tahu apa yang kita rasakan diperjalanan, mereka cuma bisa lihat dari bawah. Sementara kita? Yang bisa kita lakukan cuma terima saja, dan menikmati setiap perjalanan yang ada. Naik-turun di hidup, bukannya itu yang bikin interesting? :)

Life is one hell of a ride, so enjoy every minute of it. 

Ciaow!

No comments:

Post a Comment